October 28, 2010

FAAL KERJA

Ilmu tentang fisiologi tubuh manusia saat bekerja. Bekerja merupakan hasil koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang ditunjang oleh kerja jantung, paru, ginjal dan lain-lain

DEFINISI :
Ilmu tentang fisiologi tubuh manusia saat bekerja
Bekerja merupakan hasil koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang ditunjang oleh kerja jantung, paru, ginjal dan lain-lain
Fungsi tubuh saat bekerja
Hal yang perlu diperhatikan saat kerja : sesuai kapasitas tubuh, variasi individu dan patokan beban kerja ( 30 - 40 % uptake O2 atau 40 % kekuatan otot)
Kerja fisik : perpindahan tubuh, memindahkan objek, mempertahan- kan sikap tubuh

Relative aerobic strain (RAS) is defined as the fraction (expressed as a percentage) of a worker’s oxygen consumption measured on the job relative to his or her measured in the laboratory.
If only heart rate measurements are available, a close approximation to RAS can be made by calculating a value for percentage heart rate range (% HR range) with the so-called Karvonen formula

KAPASITAS FISIK
kemampuan orang untuk menerima beban fisik saat kerja
dipengaruhi : somatik, pekerjaan, psikis, lingkungan & adaptasi/ latihan
parameter : denyut jantung, tekanan darah, irama pernapasan, suhu tubuh, kebutuhan kalori, kebutuhan O2

KERJA OTOT
Organ utama kerja fisik
Kontraksi & relaksasi
Ditentukan oleh : jumlah serat, daya kontraksi & kecepatan kontraksi

Kerja statis & dinamis
Perlu Phospat Energi Tinggi
Perbedaan Kerja otot statis dan dinamis
Statis
1. kontraksi tetap
2. aliran darah terhambat
3. energi >>
Dinamis
1. berirama
2. dipompa
3. energi< Kriteria kerja statis kerja ringan selama 4 menit/ lebih kerja sedang selama 1 menit/ lebih kerja berat selama 10 detik atau lebih Contoh : menggendong, menjinjing, membawa dg lengan mendatar, berdiri satu kaki, menekan pedal, mendorong, menekan, menjangkau lama Efek kerja statis tekanan kurang dari 15 - 20 % , normal tanpa keluhan tekanan 15 - 20 %, keluhan nyeri setelah beberapa hari kerja tekanan 60 %, aktivitas terganggu SISTEM SIRKULASI SAAT KERJA Kerja berakibat perubahan uptake oksigen oleh jantung dan paru. Kemampuan kerja terkuat dipengaruhi oleh jumlah maksimum oksigen. Parameter : denyut jantung ( HR) Diukur secara : Langsung : EKG, pulsemeter Tak langsung : denyut nadi Denyut nadi : peregangan pembuluh darah akibat gelombang tekanan sistol jantung, jumlah denyutan menyatakan jumlah HR SKALA DENYUT JANTUNG 1. RESTING PULSE : SBL KERJA 2. WORKING PULSE : SELAMA KERJA 3. WORK PULSE : BEDA SBL-SELAMA (MAX : 30 BEAT/MENIT) 4. RECOVERY PULSE : JML DENYUT SELESAI KERJA – RECOVERY (UKUR FATIGUE & RECOVERY) 5. TOTAL WORK PULSE Sistem Palpasi Dengan 3 ujung jari pada a. radialis Dihitung 15” atau 30” Untuk denyut nadi istirahat, duduk Sistem 10 Denyut Kondisi kerja Dihitung mulai 0 - 10 / 1 - 11, dicatat waktunya dg stopwatch RECOVERY PULSE DIHITUNG DETIK 30-60; 90-120; 150-180 SELANJUTNYA DIRATA-RATA MENIT I <110/MENIT ; I-III >= 10

VENTILASI PULMONAL SAAT KERJA
Gerakan masa gas keluar masuk paru untuk mencukupi metabolisme
Perkalian antara kecepatan pernapasan dengan nilai rata-rata tidal volume yang ekspirasikan
Normal 10-20 x/menit
Dalam & kecepatan napas seimbang (anak:dewasa ; latihan:tidak)
Pengaturan frekuensi napas saat kerja belum jelas
Spindel otot ?
Faktor yang berpengaruh :
1. Rangsangan langsung ke pusat napas
2. Rangsangan tak langsung pada propioceptor
3. Faktor humoral : kadar oksigen, karbondioksida dan ion H
Pembatasan napas adalah kebutuhan O2
Istirahat : 0,5-1 ml O2/l ventilasi
Naik 10 kali saat kerja
Ventilasi pulmonal kerja sangat berat > ventilasi pembebanan maksimal

GINJAL SAAT KERJA
Dipengaruhi oleh aliran darah ke ginjal
Penurunan berarti bila HR 135-140x/menit atau 50%
Hypohydrasi kerja di lingkungan panas
Komponen fungsi ginjal
1. GFR
2. Volume urin
3. Sekresi zat terlarut turun
4. Amonia meningkat hingga 30 menit kerja selesai
5. Ph turun hingga 30 menit usai kerja
6. Protein

Normal setelah 1 jam

PENCERNAAN
Saat kerja terjadi pengurangan gerakan & sekresi lambung bertambah sesuai kerja
Disebabkan oleh aktivitas simpatik & parasimpatik
Normal kembali setelah 1-2 jam kerja

Kebutuhan kalori/ hari ditentukan :
1. Metabolisme basal
2. Spesific Dynamic Action
3. Kalori untuk kerja
4. Kalori untuk aktivitas diluar kerja (Grandjean 1993)

ERGOMETRI & ANTROPOMETRI
ERGOMETRI
1. PENGGUNAAN TENAGA
2. KAPASITAS MAKSIMAL KERJA
3. FATIGUE

ANTROPOMETRI
1. STATIS
2. DINAMIS

October 25, 2010

WORK PERMIT

A. Pengertian Ijin Kerja
Pada kegiatan perindustrian dikenal istilah Ijin Kerja. Ada dua macam ijin kerja, yang pertama disebut “request“ dan yang kedua disebut “work permit”.
A. Pengertian Ijin Kerja
Pada kegiatan perindustrian dikenal istilah Ijin Kerja. Ada dua macam ijin kerja, yang pertama disebut “request“ dan yang kedua disebut “work permit”. Ijin kerja K3 (work permit) sangat berbeda dengan ijin kerja melaksanakan pekerjaan (request), sehinga semua pekerja proyek harus benar-benar memahami perbedaan dan kegunaan dari masing-masing ijin kerja ini.
Ijin kerja K3 sangat spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah dan maksimal (biasanya) hanya berlaku selama satu hari. Bila kondisi lingkungan pekerjaan berubah (ada hujan, ganti shift, dll), maka ijin kerja harus diperiksa kembali terhadap kondisi saat ini. Ijin kerja K3 yang lama bisa diganti dengan yang baru atau bila perubahan lingkungan dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap keselamatan kerja, maka ijin kerja dapat dipergunakan lagi
Penerapan request misalnya, request diperlukan oleh kontraktor untuk meminta ijin bekerja pada Engineer Representative, misalnya untuk melaksanakan pekerjaan pengecoran di suatu lokasi atau beberapa lokasi sekaligus. Ijin kerja (request) bisa diberikan untuk satu atau beberapa macam pekerjaan yang diselesaikan dalam waktu satu hari atau beberapa hari, tergantung item pekerjaan yang diajukan.
Beberapa pekerjaan tidak memerlukan ijin kerja, dan beberapa pekerjaan memerlukan ijin kerja sebelum pekerjaan dimulai. Aturan perlu dan tidaknya ijin kerja biasanya ada dalam dokumen kontrak atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi antara kontraktor dan Engineer Representatif.
Pekerjaan yang memerlukan ijin kerja dan ternyata dilaksanakan tanpa ijin kerja, maka biasanya bermasalah pada saat penagihan pembayarannya. Hal semacam ini biasanya merupakan pelajaran dasar pada pekerjaan konstruksi dan hampir semua personil yang terlibat pada pekerjaan konstruksi sangat memahaminya dan melaksanakannya dengan baik.
Ijin kerja yang kedua adalah ijin kerja K3 (work permit), yang biarpun sangat penting, jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan beberapa bukti menunjukkan tidak dilaksanakan sama sekali. Hampir semua kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan berbahaya, ditemukan tidak ada ijin kerja K3 yang dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut.
Ijin Kerja K3 (work permit) dikeluarkan oleh Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekerja yang akan memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas (sumur, plafond, gua, dsb), atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah sederetan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekerjaan tersebut.
B. Prosedur Pemberian Ijin Kerja
Pelaksana/pengawas/supervisor akan memberikan ijin kerja K3 setelah melakukan pemeriksaan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Kesehatan Kondisi pekerja
b. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk kelengkapan APD sesuai yang disyaratkan pada kondisi pekerjaan yang akan dikerjakan)
c. Tidak ada kondisi berbahaya di lokasi pekerjaan (kondisi berbahaya yang ada di lokasi pekerjaan sudah dikontrol sehingga tingkat risikonya ada pada tingkat “dapat ditolererir”)
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada lokasi kerja tersebut.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya hal-hal yang dapat membahayakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, maka barulah ijin kerja K3 ditanda tangani dan pekerjaan dapat dimulai dengan pengawasan dari petugas khusus (biasanya petugas K3 atau pengawas pekerjaan di lokasi tersebut). Setiap permit akan disertai dengan berbagai sertifikat lain seperti electrical, preparation /reinstatement, confined space entry, excavation, sanction for test, limit of access dan vehicle access. Permit Controler berwenang untuk menolak menerbitkan work permit kalau certificate yang disaratkan tidak dipenuhi. Setelah lolos dari Permit Controler permit harus diendors oleh Operating Authority (Supervisor) sebagai wakil company. Performing Authority akan mendelegasikan pelaksanaan pekerjaan kepada Worksite Supervisor sebagai pemegang permit. Dibawah Worksite supervisor adalah permit user yaitu orang (certified) yang melakukan pekerjaan. Sebelum suatu permit diendors, Permit Controler dan /atau Area Authority (yang bertanggung jawab tentang area /space tempat pekerjaan dilakukan biasanya operator lapangan) akan memeriksa dan memastikan semuanya termasuk lokasi kerja telah sesuai dengan certificate yang disertakan.
C. Aplikasi Work Permit
Work permit dalam kasus ini diwujudkan sebagai Sistem Paspor Keselamatan.
Sistem paspor keselamatan untuk kontraktor telah dipergunakan secara luas baik untuk operasi di off-shore maupun on-shore pada industri minyak dan gas. Mereka menyediakan suatu alat sederhana dan praktis untuk menjamin bahwa semua kontraktor yang bekerja di setiap lapangan perusahaan telah mempunyai kompetensi, mendapat induksi dan dilatih dalam hal sistem keselamatan dan persyaratan keselamatan yang minimum.

Sistem paspor keselamatan bervariasi dalam format dan ruang lingkupnya, tapi secara tipikal mencakup hal-hal berikut ini :
a. Untuk setiap kontraktor diterbitkan paspor yang ditandatangani dan diberi tanggal setelah menyelesaikan program training induksi keselamatan yang hasilnya memuaskan dan evaluasi pelatihan kompetensi atau keahlian apapun.
b. Paspor secara umum memiliki validitas yang terbatas baik dalam jenis pekerjaan yang dilakukan kontraktor (mis. hot work) maupun waktu validitas paspor tsb.
c. Sistem paspor mensyaratkan pelatihan penyegaran dengan interval waktu tertentu yang diperlukan untuk menjaga agar paspor tetap valid.
d. Skema pengadaan mungkin mencakup paspor dan persyaratan yang berbeda-beda
untuk setiap pekerja dan supervisor.
e. Paspor dapat berfungsi sebagai alat sederhana baik untuk kontraktor maupun personil perusahaan untuk mengecek apakah seseorang telah dilatih dan cocok melaksanakan tugas yang diberikan, dan kapan pelatihan ulang diperlukan. Jika paspor tidak berlaku, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan. Ini memberikan insentif pada kontraktor untuk menjamin bahwa mereka memiliki hak pelatihan dan akreditasi, dan juga menjaga agar paspor mereka selalu diperbaharui.
f. Elemen pelatihan untuk mendapatkan paspor dapat meliputi :
- Pengenalan hukum K3
- Ijin kerja yang berlaku
- Praktek kerja yang aman
- Prosedur lock-out untuk elektrikal
- Akses dan jalan masuk
- Prosedur pelaporan kecelakaan & cara mendapatkan pertolongan pertama
- Prosedur hot work (pengelasan dan pemotongan)
- Pencegahan kebakaran dan prosedurnya
- Penanganan bahan berbahaya dan resikonya serta alat pelindung diri (APD)
- Manual handling
- Bekerja dengan keran dan alat-alat berat
- Penggalian/ekskavasi
- Tool box talks
- Penilaian/analisa resiko
- Dalam beberapa kasus sejumlah perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara bersama-sama untuk memperoleh dan mengembangkan sistem paspor keselamatan untuk kontraktor, hal ini untuk menghindari kebutuhan pelatihan yang tidak perlu dan berulang dimana kontraktor memerlukan paspor yang berbeda untuk setiap lokasi.
D. Jenis surat ijin kerja
Setiap pekerja baik dari company ataupun contractor harus lulus dalam training tentang prosedur “Permit To Work System”. Setiap orang (biasanya kontraktor) sebagai Performing Authority jika akan melakukan pekerjaan maintenance didalam kilang harus mengajukan permit kepada Permit Controler, disini Permit Controler akan menanyakan jenis pekerjaan, lokasi, alat-alat yang dipakai (equipment) dll. Jenis pekerjaan akan menentukan jenis work permit yang dipakai (Cold , Spark Potential , Hot atau Radiography Work Permit) dilihat dari dampak ataupun risiko yang ditimbulkan.
Misalnya apakah pekerjaan menimbulkan source of ignition, atau melibatkan nyala api, eksplosif dan sejenisnya akan memakai Hot Work Permit. Spark Potential Work Permit dipakai untuk pekerjaan yang melibatkan non-intrinsically safe equipment, kamera dengan baterry, removing cover dan exposing live electrical atau koneksi instrument ke atmosphere, memakai hydraulic /air power tools dan lain-lain. Pekerjaan diluar itu akan menggunakan Cold Work Permit dan tentunya spesial untuk Radiography.
Telah banyak bukti bahwa tidak adanya ijin kerja K3 telah menyebabkan terjadinya banyak kecelakaan kerja, sehingga sudah saatnya kita peduli dengan ijin kerja K3 saat melakukan pekerjaan berbahaya. SDM adalah aset paling berharga dalam suatu perusahaan, dan sudah layak bila aset yang berharga ini dilindungi dengan cara yang baik secara memadai.

HOT PERMIT

Jenis pekerjaan yang memerlukan Hot-pertmit ( a permit-to-work system):
• Setiap pekerjaan panas (hot work), baik dilaksanakan diruang tertutup (confined spaced) atau di tempat-tempat lain;
Jenis pekerjaan yang memerlukan Hot-pertmit ( a permit-to-work system):
• Setiap pekerjaan panas (hot work), baik dilaksanakan diruang tertutup (confined spaced) atau di tempat-tempat lain;
• Setiap pekerjaan yang menyebabkan potensi bahaya, volatile,corrosive atau flammable chemical, material atau solvent dengan jumlah yang significant;
• Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan jalan masuk ruang tertutup (confined space);
• (pengecatan) spray painting;
• Blasting yang dilakukan dalam ruang tertutup (confined space);
• Pemasangan pipa dan peralatannya;
• Penyetaraan (ballasting) & penyetaraan ulang ( de-ballasting) kapal;
• Setiap perbaikan dan pemeliharaan kapal yang dilaksanakan dengan hydraulic system ;
• Setiap pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan instalasi listrik / menggunakan tegangan listrik.
Prosedur pengajuan permit to work (Procedure for application of permit-to-work)
1. Application
Permohonan izin kerja oleh SUPERVISOR
2. Inspection and Assesment
Infeksi dan membuat analisapotensi bahaya oleh AHLI K3
3. Evaluation and Approval
Evaluasi dan penerbitan izin oleh KEPALA K3
4. Completion
Laporan setelah bekerja oleh SUPERVISOR
Langkah 1
• Jenis pekerjaan.
• Permohonan yang ditandatangani oleh supervisor
• Tindakan pencegahan.
• Permohonan dilengkapi dengan sketsa.
• Nama permohonan, tandatangan, waktu pengajuan.
Langkah 2
• Ahli K3 menerima surat pengajuan.
• Mempelajari jadwal kerja.
• Melakukan inspeksi.
• Mengevaluasi informasi, resiko dan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan.
• Pertimbangkan manfaat dari hot work
• Pertimbangkan apakah ada alternatif/ metoda lain.
• Jika ada, proses ijin tidak diteruskan, tapi berkas langsung diproses untuk alternatif/metoda lain.
Langkah 3
• Melakukan evaluasi analisa dari Ahli K3
• Menerbitkan izin jika hasil analisa memenuhi syarat; atau
• Tolak permohoan jika hasilnya tidak memenuhi syarat. n
• Tanggal, waktu dan tandatangan harus dicantumkan dalam izin kerja.



PERMIT
Applies Only to Area Specified Below
Date : …………………………..
Building : ………………………………………….. Floor …………………………………………...….
Nature of the job …………………………….
The above location has been examined. The precautions checked reverse of card have been taken to prevent fire. Permission is granted for this work.
Permit expires : ……………………………….
Signed
Fire Safety Supervisor
Time started …………………. Time finished ………………………..
FINAL CHECK-UP
Work area and all adjacent areas to which sparks and heat might have spread (such as floors above and below and on apposite side of walls) were inspected for at least 30 minutes after the work was completed and were found fire safe
Signed …………………………..
After signing return permit to person who issued it.



Alternatif / Metoda lain
Jika ada alternatif/metoda lain, Ahli K3 :
– Menjamin tidak ada ke tidak nyamanan dalam bekerja.
– Menjamin semua standar k3 dilaksanakan.
Buat ijin 4 rangkap
• Satu untuk Ahli K3
• Satu untuk pemohon.
• Satu untuk ditempel di tempat kerja
• Satu disimpan arsip (Dep. K3)
Hal yang penting dalam Hot work permit
• Ahli K3 harus telah dilatih dan mengerti proses pekerjaan.
• Selama langkah1 dan 2, dilakukan secara tertutup, mencegah adanya rekayasa lokasi.
• Pelaksana pekerjaan harus telah disertifikasi.
• Ahli K3 harus mereview semua hot work dan menganalisa setiap hari apakah pekerjaan bisa diteruskan.
• Ijin harian harus diberikan oleh Ahli K3 dan tidak boleh terputus (libur atau minggu)
• Jika ada perubahan kondisi/ lokasi kerja, ijin tidak berlaku, Supervisor mengajukan kembali.
• Jika Ahli K3 tidak ditempat, Kepala K3 harus mengambil alih dan harus mampu mengkoordinasi setiap aktifitas pekerjaan.
• Perbedaan Hot work permit dengan yang lain :
• Ijin harian sangat diperlukan pada hot work permit.
• Ahli K3 harus dilatih secara khusus tentang setiap pekerjaan hot work.
LET’S KEEP
FIRE & EXPLOSIONS AWAY